Kita terbiasa untuk mengerjakan sesuatu yang hati kita justru menolaknya.
Kita sangat terbiasa untuk berbuat sesuatu yang menurut hati ini
bertentangan dengan agama, akal sehat dan nurani, sehingga hati kita
menjerit sendiri. Kita terbiasa hidup dalam kepura-puraan. Kita sungguh
sangat terbiasa mengorbankan integritas jati diri kita. Ya, kita
sangat suka mengenakan topeng…
“Bibir
Tersenyum, Hati Menangis”?adalah fenomena global dan faktual di
sekitar kita, atau jangan-jangan termasuk Anda juga, yang menyebabkan
kepribadian kita terbelah, ambivalen, munafik!
Astaghfirullah?!
Mengapa
Anda menjadi cenderung munafik, tapi yang demikian juga tidak apa-apa
untuk menjaga perasaan teman, tetangga, juga orang lain di sekitar anda
karna sesuai dengan hadist nabi "Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman." Seseorang bertanya, "Siapakah dia, wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. menjawab, "Barang siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari perilaku buruknya." (HR Bukhari dan Muslim)
dan
Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti
tetangganya." (HR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah) karna sesuai dengan hadist nabi "Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman." Seseorang bertanya, "Siapakah dia, wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. menjawab, "Barang siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari perilaku buruknya." (HR Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar